Ahmad Tohari, dan Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Judul : Senyum Karyamin Penulis: Ahmad Tohari Penerbit: Gramedia, 2012 Tebal: 73 halaman Senyum Karyamin merupakan salah satu judul cerpen dalam kumpulan cerpen yang berjudul Senyum Karyamin. Senyum karyamin merupakan cerpen yang terbit pada tahun 2012. Senyum karyamin merupakan cerpen yang memiliki latar belakang yang kuat dengan situasi dan keadaan daerah Banyumas. Hal ini dikarenakan Ahmad Tohari merupakan wong asli Banyumas. Ia lahir lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948; umur 70 tahun). Senyum Karyamin merupakan salah satu judul cerpen dalam kumpulan cerpen yang berjudul Senyum Karyamin. Senyum karyamin merupakan cerpen yang terbit pada tahun 2012. Senyum karyamin merupakan cerpen yang memiliki latar belakang yang kuat dengan situasi dan keadaan daerah Banyumas. Hal ini dikarenakan Ahmad Tohari merupakan wong asli Banyumas. Ia lahir lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948; umur 70 tahun). Dalam dunia jurnalistik, Ahmad Tohari pernah menjadi staf redaktur harian Merdeka, majalah Keluarga dan majalah Amanah, semuanya di Jakarta. Dalam karier kepengarangannya, penulis yang berlatar kehidupan pesantren ini telah melahirkan novel dan kumpulan cerita pendek. Beberapa karya fiksinya antara lain trilogi Ronggeng Dukuh Paruk telah terbit dalam edisi Jepang, Jerman, Belanda dan Inggris. Kumpulan cerita pendek ini berisi 13 cerpen Ahmad Tohari yang ditulis antara tahun 1976 dan 1986. Seperti dalam karya-karyanya terdahulu, dalam kumpulan ini pun Tohari menyajikan kehidupan pedesaan dan kehidupan orang-orang kecil yang lugu dan sederhana Dalam karyanya, sebagaimana dikatakan dalam "Prakata", kekuatan Tohari "terletak pada latar alam pedesaan yang sarat dengan dunia flora dan fauna". Selain itu, gaya bahasa Tohari "lugas, jernih, tapi juga sederhana, di samping kuatnya gaya bahasa metafora dan ironi". Hal itu ditemukan juga dalam karyanya dalam cerpen Senyum Karyamin yang begitu penuh dengan realitas hidup dengan penggambaran yang nyata terhadap kahidupan masyarakat pinggiran. Dalam karyanya, sebagaimana dikatakan dalam "Prakata", kekuatan Tohari "terletak pada latar alam pedesaan yang sarat dengan dunia flora dan fauna". Selain itu, gaya bahasa Tohari "lugas, jernih, tapi juga sederhana, di samping kuatnya gaya bahasa metafora dan ironi". Hal itu ditemukan juga dalam karyanya dalam cerpen Senyum Karyamin yang begitu penuh dengan realitas hidup dengan penggambaran yang nyata terhadap kahidupan masyarakat pinggiran.

Komentar